Putri Raemawasti (Putri Indonesia 2007) | Sumber http://t.co/IvbS3zWJsU | pic.twitter.com/WLI5mnaBTY
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 28, 2013
Namanye aje film, yah gambar gerak, kalo dah diisi dgn cerita, jadi "film cerita", isi/filosofi ceritanya dipersoalkan-lah..
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
Kalo nonton "film cerita" difokuskan pd tampilan gambarnya atau ceritanya saja ya sah2 aja lagee..siape nyang ngelarang?
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
Ada juga kreator/sutradara filmnya cuma mentingin teknik gambar atau ceritanya..ya itu dah pertimbangan estetiknya dia..masa salah?
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
1. Menonton, mendengar, membaca, dan kegiatan lainnya mmg tak selamanya terfokus murni pd objeknya tanpa pretensi, sadar atau tidak
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
2. Khususnya pada film, menonton, khususnya lg film hollywood, optimisnya kita sdh terlbh dulu dikondisikan ol selera pasar, ya industri!
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
3. Selera pasar; film yg terbaik adl yg "box office"..ya ini logika industri, krn hollywood yg kuasai industri, ya filmnya yg the best!
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
4. Tontonan film, selera pasar, duaaarrr duaaar..gerak gambar serba cepat bikin kita ngangak sampe gak sempat mikir..itulah film the best!
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
5. Selera pasar, kalo yg drama ya yg melo2, nangis, sampe gak sempat mikir..tp tau2 hepiending, senyum...salah? Ya gak juga, namanya selera
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
6. Hollywood sbg industri kuat bertahan, selain krn erat relasinya dgn ideologi-negara, manajemen, dan relasi dgn perfilman dunia
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
7. Sdh sejak awal hollywood membangun narasi aristotelian-shakespirean, kiri, psikoanalisa, dll tp difokuskan pd serba hepiending
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
8. Hollywood, relasi; sjak ekspresionisme jerman, realisme russia sampe melodrama almadovar, lagak hongkong/taiwan, yg penting hepiending!
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
9. Film dunia mana yg gak diadopsi ol hollywood? Dia bertahan, jatuh-bangun, krisis ke krisis..siapa percaya kalo skrng mau bangkrut?
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
10. Selama pasar bebas-global berkuasa ya industri perfilman dunia akan ttp dihegemonik ol hollywood..ttp dgn logika pasar "box office"
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
11. Mana percaya hollywood bangkrut kalo khususnya kelas menengah ngehek ttp dihegemonik cara berpikir "box office" sbg film the best!
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
12. Mana mungkin hollywood bangkrut kalo kelas menengah ngehek dihegemonik selera pasar..mau jd agen perubahan kelas? Beuuh marxis ke laut!
— BapakPhiloSophy (@tommyfawuy) August 30, 2013
@tommyfawuy Pehamaman ttg box office mungkin blm semua tau, Prof. Soalnya ini memancing tema ttg Film Kuda Hitam.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 30, 2013
@tommyfawuy Biasanya film kuda hitam itu jd trend kemudian. Box office gak selalu mellow, full FX, dsb.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 30, 2013
@tommyfawuy Kalo setiap tahun ada film kuda hitam yg jd perhatian, brarti akan ada trend br di pembuatan film selanjutnya.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 30, 2013
@tommyfawuy Semacam bikin pola aja, biar bikin film itu gak terkesan gambling.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 30, 2013
@tommyfawuy Tapi aku suka lho ttg kelas menengah ngehek. Kalo kelas atas laen lagilah ya. Nah kelas bawah ini nih.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 30, 2013
@tommyfawuy Kelas bawah potensi pasar yg potensial dan blm tergarap sebenarnya.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 30, 2013
@tommyfawuy Yg sulit itu pertanyaan ini, Prof. Film apa yg benar2 Indonesia? #jleb dh kalo ditanya kayak gini.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 30, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar