(Link : Jenderal Luten / Dwi Yulius Kaisal)
Siapa yang
tak kenal dengan Wak Ebot? Cowok
beriman yang hemat cermat dan bersahaja. Sebagai pejantan tangguh, Wak Ebot
memiliki banyak kelebihan. Salah satu yg paling terkenal adalah rayuannya. Rayuan
Wak Ebot dikenal di seluruh Gelumbang. Mulai dari Bibik Pasar Pagi sampai Biduan
Pelangi termehek-mehek kalau mendengar rayuan Wak Ebot.
Konon
katanya, rayuan Wak Ebot ini didapat dari berguru ke Sungai Rotan. Di sana Wak Ebot harus
berpuasa 40 hari 40 malam, supaya bisa mendapat rumus rayuan yang mujarab. Bukan
itu saja, Wak Ebot juga harus menyelam di Sungai Kelekar guna mendapatkan Mustika Buayo Derat. Karena dengan
mustika inilah korban Wak Ebot akan terlena mabuk kepayang.
Wak Ebot
adalah keturunan dari tetangga Sultan
Belide. Tapi tetangga yang jauuuh banget dari istana. Makanya
wajah Wak Ebot masih meninggalkan jejak-jejak ningrat kesultanan. Perhatikan
saja hidungnya, kekar tubuhnya, senyumnya, semua menunjukkan tanda-tanda sultan
(eh tetangganya jauh, ding).
Sebenarnya
Wak Ebot punya gelar Sultan, namanya Sultan Bedapot. Itu diambil dari silsilah kerajaan bingen. Berhubung Wak Ebot
rendah hati dan tidak sombong, dia menanggalkan gelar tersebut dan memilih jadi
rakyat jelata. Namanya jadi rakyat jelata, hidup Wak Ebot jauh dari yang
namanya bermewah-mewah. Bahkan terkadang dia harus puasa senin-kamis supaya
bisa hemat.
Tapi semenjak menginjak usia dewasa, Wak Ebot mulai
khawatir dengan rayuannya. Ternyata rayuan cuma sekedar rayuan, tidak membuat Wak
Ebot mendapat cinta.
Adakah di
antara kita yang bisa membantu Wak Ebot?
Hahaha, kisah yg lucu Wak.
BalasHapusTapi, daripada kayaknya awak mendingan membantu diri awak sendiri lah.
Bener juga, ya? Bantuin dong kalo gitu.
BalasHapus