Selasa, 02 Juli 2013

Cerita di balik sebuah Baju




Yang terhormat, bapak Lurah desa Gelumbang. Yang terhormat, bapak RW lingkungan 1 desa Gelumbang. Yang terhormat, bapak RT kami di desa Gelumbang. Dan Rakyat Republik Indonesia yang saya cintai. Assalamu’alaikum warrohmatulloohi wabarokaatu!

Tahun kemaren, setelah membuat film pendek bareng Blend sahabatku, saya membawa pulang sebuah hadiah yaitu, baju yang ada tulisan “Don’t Stop Komandan”. Baju ini adalah pakaian tim sukses Syahrul Yasin Limpo untuk pemenangan Gubernur Sulawesi Selatan. Yang memberi baju tersebut adalah tangan kanan ErwinAksa, mantan Ketua HIPMI. Makanya saya, Blend dan Tim bisa menginap di rumahnya di kawasan elit Sulawesi Selatan.

Pulang ke Gelumbang saya menghadiahkan baju tersebut ke Bokap. Sama dia malah dipakai buat sholat, kadang-kadang buat ke kebon, dsb. Walau pun itu hanya baju, tapi maknanya luar biasa. Terus 5 buku motivasi dari Yasin Limpo (alias Ketua Gubernur se-Indonesia) saya serahkan ke Papa, mantan Redaktur korannya Nirwan Bakrie, alias mertua saya.

Nah, yang menarik adalah saat Bokap memberiku sebuah kaos tipe Polo kemaren. Kaos itu kaos biasa sebenarnya, tapi cerita di balik kaos tersebut yang luar biasa. Ternyata itu adalah pemberian adik dari Mantan Kapolri. Ceritanya dulu Bokap adalah humas dari sebuah perkebunan Kelapa Sawit cukup ternama di Sumatera Selatan. Makanya dia punya kesempatan main ke rumah si Adik Kapolri mau pun ke rumah EkaTjipta, salah satu konglomerat papan atas Indonesia.



Waktu saya memandangi baju tersebut, saya menemukan sebuah kata yang berbunyi, ”Sport”. Tadinya saya biasa saja, tapi sekarang saya baru sadar, maksud Bokap ngasih kaos itu karena dia mengingatkan saya agar kembali berolahraga. Jadi ingat pesan Sri Sultan Hamengkubuwono ke X ke mas Roy Suryo, agar rajin berolahraga. Satu hal yang saya lupa selama beberapa bulan terakhir. Kehidupan di dunia maya membuat saya melupakan kesehatan, sehingga waktu saya pandangi diri di cermin, memang seperti orang kurang sehat.

Terima kasih, Bokap. Ini memang biasa menurut pandangan orang, tapi buat saya luar biasa.

Demikianlah curhatan dari saya, lebih dan kurang saya mohon maaf. Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warrohmatullohi wabarokaatu.

Hormat saya,


Jenderal Luten (Bukan Malin Kundang)


CATATAN :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar