Om Bob Sadino, nih @Perdi_alam! (Sumber http://t.co/D9awznSpkq) pic.twitter.com/IGC6aBXIUz
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Masih berada di teras atas, memandangi istana di sebelah rumah nusa indah.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Kalau rumah Tante (sodaranya mas Ugo, nih) dihargai 400 jutek, diratakan dgn tanah, lalu dibangun baru, habisnya berapa?
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Feeling gw, ini istana tembus 1 ember.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Tante yg dr keluarga ningrat pindah ke Bekasi, ini terjadi setelah Om meninggal.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Khabarnya dia memulai hidup baru dengan cara sederhana.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Jadi inget Tante pernah cerita, waktu muda Om gemar banget dengan Harley Davidson.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Anaknya juga terkenal sebagai bunganya komplek. Waktu nongkrong, semua pada tau.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Di belakang rumah nusa indah, dulu adalah rumah Dokter Ahli Bedah terkenal di Rumah Sakit Islam.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Ironisnya, Dokter ini musti cuci darah sampai akhirnya meninggal dunia.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Dokter itu meninggal di komplek lain, tak seberapa lama setelah pindah dari belakang rumah nusa indah.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Rumah di samping istana pebisnis caleg, dulunya rimbun. Sekarang malah jadi Bank Muamalat.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Di depan ada ibu pensiunan guru yang hobi maen piano. Sekarang dia stroke.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Di samping kanan rumah, ada anak dari pebisnis padang yang skrg bersuamikan pebisnis berlian asal Kalimantan.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Kalo melihat sekeliling komplek, maka akan terlihat hasil karya papa utk lingkungannya.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Papa suka memimpin proyek pembangunan Paud, konblok parkiran, gedung serbaguna, parit, dsb.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Jadi inget dulu, aku pernah cerita ttg "Ikiru" karya Akira Kurosawa ke dia.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Papa rela panas2 naek angkot ke pemda untuk ngajuin proposal pembangunan itu.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Kalo kata Om, gw keras, mirip sama papa. Kata gw, gw juga keras mirip sama Ayah.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Hehe, apa mungkin lelaki harus keras, ya? :)
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Gw salut sama kerasnya Papa dan Ayah. Tipe mereka beda meski sama2 keras.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Kalo papa keras tapi santun, kalo ayah keras tapi kasar. Papa itu serius, ayah itu pintar melawak.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Keduanya pernah jadi bagian dari 2 konglomerat papan atas Indonesia. Kalo papa, Bakrie. Kalo ayah, Eka Tjipta.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Makanya gw diketawain sama mrk krn sesumbar ttg Erwin Aksa.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Pada akhirnya, yg bisa kita banggakan adalah diri kita sendiri. Bukan jadi bagian dinasti orang lain.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Memori Rumah Nusa Indah ini banyak memang. Wajar papa bertahan, meski rumah ini terkesan kumuh.
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Salut! Paling tidak papa bisa membuat lingkungannya indah, meski rumahnya sendiri tidak. :)
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
jangan lupakan oom Bob,... Off kabur hehee RT @Jenderal_Luten Keduanya pernah jadi bagian dari 2 konglomerat papan atas Indonesia. Kalo papa
— perdi alam (@Perdi_alam) August 5, 2013
@perdi_alam itu sebutan mrk buat gw, krn nyeleneh. :D
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) August 5, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar