Kamis, 20 Juni 2013

Connecting Virtual World with The Real World

(Link : Jenderal Luten / Dwi Yulius Kaisal)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan yang namanya "connect". Dalam Bahasa Indonesia berarti "menghubungkan". Ada "connect" ada "disconnect". Biasanya kita gunakan dalam berurusan di dunia maya. Connect biasa kita pakai kalau kita terhubung ke internet, sementara disconnect kebalikannya. Connect dan disconnect sudah menjadi bagian hidup kita sehari-hari. Ditambah perkembangan teknologi gadget yang semakin menggila.

Internet Sehat

Tapi ada masalah lain muncul saat kita terlalu sering hidup di dunia maya, kita jadi melupakan kehidupan kita di dunia nyata. Lalu muncul tanggapan miring yang menganggap bahwa, kemajuan internet justru membawa dampak buruk. Padahal sebenarnya tidak. Internet justru membawa kebaikan, jika kita bisa memanfaatkannya dengan benar.




Pertanyaannya, bagaimana cara memanfaatkan internet dengan benar? Saya pikir, ada banyak cara. Tapi yang mau saya bahas kali ini adalah tentang kebiasaan kita memakai "Social Network".

Secara tidak langsung kita sudah akrab dengan hal yang satu ini. Apalagi banyak kemudahan ditawarkan produk gadget, sehingga kita dengan mudah memanfaatkan  social network (media sosial). Contoh paling gampang seperti grup alumni. Biasanya grup seperti ini berfungsi mengumpulkan para alumni dari sebuah sekolah. Di situ mereka mulai sharing, sampai akhirnya mengadakan reuni bareng.

Ada banyak lagi seperti jualan, klub buku, komunitas film, bahkan cari jodoh. Banyak jodoh dipertemukan setelah mereka terhubung di dunia maya. Artinya, tidak serta-merta yang berbau social media itu buruk, kan? Mungkin kita saja yang kurang tepat memanfaatkannya.

Begitu juga dengan saya. Ketika saya memutuskan untuk berkuliah di Ekonomi Pembangunan, Universitas Terbuka. Saya mulai coba mencari hal-hal yang berbau ekonomi. Karena latar belakang saya sebelumnya dari Sinematografi, Institut Kesenian Jakarta, saya pun mulai berfikir, kenapa tidak saya belajar ekonomi sambil potret sana-sini. Nggak ada kamera DSLR, kamera hadphone pun jadi. Yang penting kan informatif.



22 km 400 m


Seperti foto di samping ini (3/5/2013). Foto ini adalah foto pembangunan jalan batubara yang berlokasi di Kecamatan Gelumbang. Angka 22 menunjukkan sudah sepanjang 22 kilometer pembangunan jalan tersebut. Lalu 400 itu menunjukkan angka 400 meter. 





Pembangunan ini agak mengalami kesulitan, karena kondisi tempat yang akan dibangun jalan itu adalah rawa-rawa. Jadi mereka harus menimbun dulu, dipadatkan, timbun lagi, padatkan, teruuus, sampai benar-benar tanahnya padat dan bisa dilewati mobil.

Pembangunan jalan batubara ini juga banyak menemui kendala. Mulai dari kendala pembebasan tanah, sampai kendala cuaca. Kalau hujan turun, mereka kesulitan menimbun dan memadatkan. Lantaran kondisi tanah akan becek dan lembek. Kebayang kan gimana susahnya orang-orang itu bekerja?

Nah, foto ini adalah wujud nyata dari usaha saya memahami ekonomi pembangunan. Walau pun hanya sekedar foto, tapi dia bisa bercerita banyak. Jadi terbukti sudah bahwa dunia maya tidak selamanya buruk, asal kita bisa memanfaatkannya dengan benar.

Oleh : Jenderal Luten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar