Kamis, 20 Juni 2013

Jenderal Hacker Republik Indonesia

(Link : Jenderal Luten / Dwi Yulius Kaisal)

Membaca judul di atas, mungkin kesannya mengerikan. Padahal itu hanya sebuah nickname. Jenderal Luten adalah akun saya di twitter, yang dalam Bahasa Inggris-nya berarti General Luten. Ide tentang Jenderal Luten muncul setelah saya belajar bikin hashtag. Tiba-tiba muncul ide tentang Jenderal Hacker Republik Indonesia (disingkat JKRI), yang saya sendiri belum tahu maksudnya apa?


Kevin Mitnick

Mulailah pencarian dimulai. Ternyata JKRI ada hubungannya sama kata hacker, yang notabene berarti penjahat di dunia maya. Maka saya pun searching tentang hacker-hacker papan atas dunia, salah satu yang saya tau adalah Kevin Mitnick. Lalu ada beberapa nama lain yang masuk dalam daftar hacker paling menakutkan

Benar-benar dunia yang sama sekali belum pernah saya sentuh sebelumnya. Dunia yang saya anggap, otak saya gak bakalan nyampe. Secara hacker-hacker itu pasti jenius, jadi mana ada ceritanya saya yang biasa makan ikan asin ini masuk ke dunia begituan.






Jenderal Luten

Setelah cari tau sana-sini, saya lanjut dengan mencari tahu apa saja kegiatan Kevin. Karena saya bukan tetangganya, maka cara mencaritahunya apalagi kalau bukan via internet. Pencarian ini seru, mirip dengan cowok yang lagi kepo gebetannya. Sampai tiba-tiba saya pun masuk ke dalam Lingkaran Kevin Mitnick, seperti gambar di kanan.


Lantas saya berfikir lagi, buat apa saya melakukan ini semua? Sama seperti pertanyaan beberapa teman saya, yang menganggap saya gila, alias kurang kerjaan. Saya pun punya alasan buat mereka, bahwa ini ada hubungannya sama kuliah saya di Ekonomi Pembangunan. Sebagai contoh, coba lihat apa yang saya dapat dari Lingkaran Kevin Mitnick itu. Di situ ada kalimat dari Obama yang berbunyi...

U.S. President Barack Obama is urging the Senate to pass the Cybersecurity Act of 2012. He believes legislation will help the U.S. fight "the cyber threat to our nation," which he calls "one of the most serious economic and national security challenges we face."

Intinya kurang-lebih begini...Bahwa Presiden Obama menganggap bahwa CyberAttack itu adalah masalah serius bagi ekonomi dan pertahanan nasional. Berhubung saya masih kuliah di Ekonomi Pembangunan, berarti masih nyambung.

Kembali ke masalah Jenderal Hacker Republik Indonesia atau dalam Bahasa Inggris General Hacker Republic of Indonesia. Ide ini muncul selain karena masalah kuliah, juga karena kebetulan Presiden Republik Indonesia (Susilo Bambang Yudhoyono) baru membuka akun twitter dengan nama @SBYudhoyono. Kita rakyat Indonesia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Presiden lewat dunia maya. Buat saya pribadi, justru ini menyenangkan. Paling tidak saya tahu, seperti apa rasanya jadi Presiden itu.

Lalu saya mencoba berkomunikasi dengan beliau lewat twitter, sama seperti yang lain juga. Saya kurang tau, jadi follower yang ke berapa. Yang pasti senang aja, bisa ikut-ikutan nimbrung.

Tweetwheel

Dan memang, dengan pengetahuan sedikit tentang bagaimana connect tanpa harus bersaing dengan yang lain, maka saya bisa dengan mudah berkomunikasi dengan Pak @SBYudhoyono. Awalnya saya masih tidak percaya, tapi setelah melihat pembuktian di gambar ini, maka saya pun percaya.

Gambar di kiri berasal dari print screen http://www.twitwheel.com/.








Di sini saya juga berfikir, bahwa kalau dulu orang-orang ingin melacak siapa pertama kali menjadi provokator di Piala AFF 2010? Bisa saja. Dari lingkaran tweetwheel ini bisa terlacak. Tapi buat apa mengungkit kejadian lama, yang sebenarnya bikin malu Republik ini karena kalah maen bola.

Lanjut!

Intinya di Era Dunia Maya seperti sekarang, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperjuangkan sesuatu. Seperti akun Presiden @SBYudhoyono. Kita banyak tahu, bahwa presiden itu tugasnya apa, lalu kegiatannya bagaimana, terus hobi pakai baju apa, punya resep makanan apa, dsb. Tidak seperti yang saya bayangkan dulu, bahwa Presiden tugasnya hanya bikin lagu, motong pita, pidato yang sudah ditulis teksnya, dsb. Padahal Presiden bertugas memikirkan nasib sekian ratus juta orang yang dipimpinnya. Itulah tugas presiden. Bayangkan, bagaimana dia merangkum isi otak sekian ratus juta orang-orang di Indonesia, dengan hanya satu kalimat atau beberapa kalimat.

Pertanyaannya, apa kita yang selama ini complain mampu melakukan hal tersebut? Atau kita bisanya cuma complain saja?

Boom Baru

 
Setelah saya pelajari, bahwa menjadi presiden itu tidak mudah. Tidak segampang saat saya menyatakan diri bahwa, "Saya adalah calon Presiden Republik Indonesia dari Institut Kesenian Jakarta". Tidak semudah saat saya menyatakannya dengan emosional dan kemarahan membara sebagai rakyat. Tidak semudah itu.

Presiden adalah pemimpin. Kalau dia hanya presiden saja, mungkin tidak masalah. Karena itu kan hanya sebuah nama. Tapi saat dia menjadi pemimpin, apa nggak stres menghadapi sekian ratus juta orang yang isi kepalanya beda-beda?

 




Saya bukan ingin membela Presiden kita @SBYudhoyono. Keberadaan saya di sini hanya ingin mengingatkan, bahwa sebentar lagi jabatan presiden akan diganti. Jadi pintar-pintar kita, akan memilih presiden jenis seperti apa?

Di twitter saya punya hastag #AkuMauPresidenYang. Kalian bisa mengisi-nya kalau mau. Di situ saya sudah tulis bahwa #AkuMauPresidenYang TEGAS! Kalian bebas mengisi dengan harapan kalian akan presiden baru. Tapi saran saya sebaiknya hanya diwakili dengan satu kata. Karena cukup satu kata saja mewakili keinginan kalian itu. Kalian juga bisa menulis dengan format seperti ini....

#AkuMauPresidenYang .......... cc : @SBYudhoyono (Biar Bapak Presiden kita @SBYudhoyono bisa berbagi lagi, tentang bagaimana pengalaman dia menjadi presiden selama 10 tahun).

Sekian dan Terima Kasih!


Jenderal Luten
(Jenderal Hacker Republik Indonesia)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar