Jumat, 28 Juni 2013

Wak Ebot Sultan Bedapot


(Link : Jenderal Luten / Dwi Yulius Kaisal)

Siapa yang tak kenal dengan Wak Ebot? Cowok beriman yang hemat cermat dan bersahaja. Sebagai pejantan tangguh, Wak Ebot memiliki banyak kelebihan. Salah satu yg paling terkenal adalah rayuannya. Rayuan Wak Ebot dikenal di seluruh Gelumbang. Mulai dari Bibik Pasar Pagi sampai Biduan Pelangi termehek-mehek kalau mendengar rayuan Wak Ebot.
Konon katanya, rayuan Wak Ebot ini didapat dari berguru ke Sungai Rotan. Di sana Wak Ebot harus berpuasa 40 hari 40 malam, supaya bisa mendapat rumus rayuan yang mujarab. Bukan itu saja, Wak Ebot juga harus menyelam di Sungai Kelekar guna mendapatkan Mustika Buayo Derat. Karena dengan mustika inilah korban Wak Ebot akan terlena mabuk kepayang.

Wak Ebot adalah keturunan dari tetangga Sultan Belide. Tapi tetangga yang jauuuh banget dari istana. Makanya wajah Wak Ebot masih meninggalkan jejak-jejak ningrat kesultanan. Perhatikan saja hidungnya, kekar tubuhnya, senyumnya, semua menunjukkan tanda-tanda sultan (eh tetangganya jauh, ding).

Sebenarnya Wak Ebot punya gelar Sultan, namanya Sultan Bedapot. Itu diambil dari silsilah kerajaan bingen. Berhubung Wak Ebot rendah hati dan tidak sombong, dia menanggalkan gelar tersebut dan memilih jadi rakyat jelata. Namanya jadi rakyat jelata, hidup Wak Ebot jauh dari yang namanya bermewah-mewah. Bahkan terkadang dia harus puasa senin-kamis supaya bisa hemat.

Tapi semenjak menginjak usia dewasa, Wak Ebot mulai khawatir dengan rayuannya. Ternyata rayuan cuma sekedar rayuan, tidak membuat Wak Ebot mendapat cinta.

Adakah di antara kita yang bisa membantu Wak Ebot?


2 komentar:

  1. Hahaha, kisah yg lucu Wak.
    Tapi, daripada kayaknya awak mendingan membantu diri awak sendiri lah.

    BalasHapus
  2. Bener juga, ya? Bantuin dong kalo gitu.

    BalasHapus